Berpikir Kritis dan Tujuan Berpikir Kritis dalam Keperawatan

Praktik keperawatan membutuhkan pemikiran kritis dan penalaran klinis. Berpikir kritis adalah proses berpikir tingkat tinggi secara intensif untuk mendefinisikan masalah klien, memeriksa praktik berbasis bukti atau evidence base practice dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien, dan membuat pilihan dalam pemberian asuhan keperawatan.

Ilustrasi orang berpikir

Penalaran klinis adalah proses kognitif yang menggunakan strategi berpikir untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi klien, mengevaluasi relevansi informasi informasi tersebut, dan memutuskan tindakan keperawatan yang mungkin untuk meningkatkan hasil fisiologis dan psikososial klien.

 Penalaran klinis berfokus pada proses berpikir yang memajukan psikologi kognitif untuk mendorong pengambilan keputusan saat memberikan perawatan klien. Penalaran klinis digunakan oleh semua profesi yang berhubungan dengan kesehatan.


Tujuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis melibatkan pembedaan antara pernyataan fakta, penilaian, dan opini. Proses berpikir kritis mengharuskan perawat untuk berpikir ke depan, menerapkan pemikiran saat bertindak, dan berpikir kembali, yang dikenal sebagai pemikiran reflektif.

Berpikir kritis adalah evaluasi terhadap keyakinan dan tindakan seseorang. Dalam berpikir kritis, seorang perawat mengkritik pemikirannya untuk memastikan hasil yang tepat. Kritik ini memungkinkan perawat untuk membuat penilaian, sampai pada kesimpulan, dan menawarkan hipotesis.

Perawat menggunakan pengetahuan dari ilmu dan bidang lain

Perawat menggunakan keterampilan berpikir kritis ketika mereka merefleksikan pengetahuan yang berasal dari bidang ilmu interdisipliner lainnya seperti ilmu biofisik dan perilaku serta humaniora untuk memberikan asuhan keperawatan yang holistik. Sebagai contoh, ketika memberikan perawatan kepada klien di akhir hayatnya, penting untuk memiliki pengetahuan tentang budaya dan agama untuk meningkatkan pemberian perawatan yang peka budaya dan meningkatkan kesejahteraan spiritual klien untuk mempromosikan kematian yang baik dan bermatabat.

Perawat menghadapi perubahan dalam lingkungan yang penuh tekanan

Kondisi klien dapat berubah dengan cepat dan protokol rutin mungkin tidak cukup untuk mencakup setiap situasi yang tidak terduga. Berpikir kritis memungkinkan perawat untuk mengenali isyarat-isyarat penting, merespons dengan cepat, dan mengadaptasikan tindakan untuk memenuhi kebutuhan klien secara spesifik pada waktu yang tepat. 

Perawat membuat keputusan penting

Setiap hari, dan setiap saat sepanjang hari, perawat menggunakan keterampilan berpikir kritis dan penalaran klinis untuk membuat penilaian tentang perawatan klien. Sebagai contoh, menentukan observasi mana yang harus segera dilaporkan kepada penyedia layanan primer dan mana yang dapat dicatat dalam rekam medis elektronik untuk kemudian dikonsultasikan dengan penyedia layanan primer membutuhkan pemikiran kritis. Selain itu, klien memiliki kebutuhan kesehatan yang berbeda secara bersamaan. Sebagai contoh, klien yang mengalami serangan asma akut dengan butuh oksigen juga akan mengalami kecemasan. Perawat harus memberikan obat untuk meningkatkan kemampuan bernapas sebelum menangani kecemasan klien.    

Berpikir kritis secara kognitif mendorong aktivitas intelektual dan kreativitas. Ketika perawat menggabungkan kreativitas, mereka dapat menemukan solusi unik untuk masalah yang unik. Kreativitas adalah pemikiran yang menghasilkan pengembangan ide dan produk baru. Kreativitas dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah kemampuan untuk mengembangkan dan menerapkan solusi baru dan lebih baik untuk hasil perawatan kesehatan.

Kreativitas diperlukan ketika perawat menghadapi situasi baru atau situasi klien di mana intervensi tradisional tidak efektif. Pemikir kreatif harus menilai masalah dan memiliki pengetahuan tentang fakta-fakta yang mendasari dan prinsip-prinsip yang berlaku. Penggunaan kreativitas memberikan perawat kemampuan untuk: 
  • Menghasilkan banyak ide dengan cepat. 
  • Secara umum fleksibel dan alami; yaitu mampu mengubah sudut pandang atau arah dalam berpikir dengan cepat dan mudah.
  • Menciptakan solusi orisinal untuk masalah. 
  • Bersikap mandiri dan percaya diri, bahkan ketika berada di bawah tekanan. 
  • Menunjukkan individualitas.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keseimbangan Energi (Energy Balance)

13 Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi

Koma dan Kegawatdaruratan Neurologis